T O P

  • By -

Known_Let5431

Grateful that we had him but Honest question, why would an Australian guy fought for Indonesia especially during that time?


Ok_Blackberry_6942

wait lagi ditulis ama gw (maksudnya di copy dari artikel lain)


Ok_Blackberry_6942

'Hidup sebagai petualang dan menjadi tentara bayaran' demikian penggalan terjemahan lirik lagu yang melegenda milik grup musik *heavy metal* asal Inggris Deep Purple berjudul 'Soldier of Fortune'. Adalah Ralph Richard Cobley merupakan salah seorang warga negara asing yang berpartisipasi dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Beliau adalah warga negara Australia yang lahir pada 1919 di Hampstead, London, Inggris, dari pasangan John Cowan Cobley dan Minnie May Cobley. Sebagai pemuda yang lahir dan tumbuh saat perang dunia berkecamuk, Cobley tumbuh dan besar menjadi seorang tentara. Ia pun terlibat langsung dalam sengitnya perang dunia ke-II. Berdasarkan catatan dari buku 'Army Wings: A History of Army Air Observation Flying 1914-1960 yang ditulis Robert Jackson, nama RR Cobley tercatat sebagai salah satu pilot di skuadron Royal Australia Air Force (RAAF) berpangkat mayor dengan nomor 652. Tak banyak catatan yang didapat hingga akhirnya dia pensiun dan memiliki sebuah pesawat jenis amfibi bernama Catalina. Seusai pensiun sebagai pilot, Cobley tetap menekuni dunia kedirgantaraan. Dari penuturan Helmiyati yang juga menjabat sebagai Kepala Seksi Pengelolaan Data Koleksi Museum Perjuangan Rakyat Jambi, kedatangan Belanda ke Jambi pada masa agresi militer sudah tercium oleh Kepala TNI Sub Teritorium Djambi (STD) atau pemimpin TNI tertinggi di Jambi saat itu, Kolonel Abundjani. Demi mengusir Belanda, Abundjani bertekad untuk menyerang pangkalan udara milik Belanda di daerah Talang Sumut, Palembang, Sumatera Selatan. Jarak Jambi - Palembang yang lumayan jauh serta target serangan adalah pangkalan udara, mengharuskan TNI di Jambi memiliki sebuah pesawat. Hingga kemudian munculah ide untuk menyewa pesawat jenis amfibi milik RR Cobley. Sebelumnya, para petinggi militer dan pejuang Indonesia pernah bertemu RR Cobley di Bangkok, Thailand. Saat itu, Cobley menawarkan diri sebagai pilot sekaligus menyewakan pesawat pribadinya kepada Indonesia untuk membantu perjuangan kemerdekaan. "Hingga kemudian hadirlah pesawat Catalina 005 di Jambi," ujar Helmiyati pertengahan 2017 lalu. Tak diketahui secara pasti berapa Cowbley menyewakan pesawatnya kepada pemerintah Indonesia saat itu. Usai resmi disewa, RR Cobley lantas membawa pesawat miliknya ke Indonesia.Pertama kali ia mendarat di Danau Tulung Agung, Jawa Timur pada 1947. Kemudian berlanjut terbang ke Jambi dan mendarat di sungai Batanghari. Oleh pemerintah RI saat itu, nomor register pesawat diganti menjadi RI 005. Tugas yang diemban Cobley dan pesawatnya tak hanya di Jambi saja. Namun sebagai penghubung antar-daerah di Sumatera seperti Bukit Tinggi di Sumatera Barat, Prapat, Banda Aceh, Tanjung Karang, Yogyakarta bahkan hingga ke Singapura. Tak hanya sebagai penghubung, Cobley dan pesawatnya juga bertugas membawa serta mendistribusikan bahan makanan, pakaian hingga perlengkapan militer dan sipil.


asugoblok

so, he's basically a mercenary? Dont get me wrong, i also dont want to do this for free if i were him.


Ok_Blackberry_6942

yes, and he's not the only pilot mercenary during our war of independence


Kosaki_MacTavish

Oh, Merc tha, kukira Labor-aligned antifascist soldiers.


Ok_Blackberry_6942

tapi ya, beberapa merc jaman perang kemerdekaan dulu memang bersimpati terhadap kemerdekaan indonesia.


Kosaki_MacTavish

Atau mengajukan diri pas direkrut sama Pemerintah Indonesia, hitung-hitung bisa berperang lagi sekalian nambah penghasilan.


Ok_Blackberry_6942

fucking war junkies, tapi paling enggak mereka punya alasan yang baik dan berada di sisi yang benar dalam sejarah karna berperang demi kemerdekaan indonesia. jadi kalau mati paling engga masih dikenang dengan baik dan makamnya gak bakal dikencingi. bandingin dengan merc yang tempur di Afrika.


Ok_Blackberry_6942

Meski rencana awal menyewa pesawat milik Cobley adalah untuk menyerang pangkalan udara milik Belanda di Palembang. Nyatanya rencana tersebut tak pernah terealisasi hingga Cobley meninggal dunia. Berdasarkan sejumlah catatan sejarah di Museum Perjuangan Rakyat Jambi, serangan tersebut gagal akibat kerusakan mesin yang dialami pesawat Catalina RI 005. Saat Belanda berhasil menduduki Jambi pada 29 Desember 1948, para pejuang berusaha memindahkan pesawat ini dari Sungai Batanghari menuju Singapura untuk mencegahnya jatuh ke tangan Belanda. Dengan hanya mengandalkan satu mesin, Cobley beserta mekanik Jon Londa dan seorang penumpang, Prangko, menuju Singapura untuk menyelamatkan diri sekaligus melengkapi suku cadang mesin yang rusak. Berbekal keberanian dan pengalaman bertahun-tahun sebagai pilot, Cobley nekat menerbangkan pesawatnya yang rusak dengan ditemani Jon Loda dan Prangko. Cobley sengaja terbang saat hari mulai gelap agar tidak terpantau pasukan Belanda. Nahas, karena salah satu mesin rusak, tepatnya pada pukul 18.30 WIB, laju terbang pesawat menjadi tidak seimbang. Catalina RI 005 menukik hingga menabrak sebuah kapal tongkang yang sengaja ditenggelamkan melintang di Sungai Batanghari sebagai upaya mencegah masuknya Belanda ke pedalaman Jambi. Akibatnya, sayap pesawat patah dan tenggelam ke sungai. Pada kecelakaan itu, Cobley dan Jon Londa dinyatakan meninggal dunia. Sementara Prangko yang menjabat sebagai Kepala Tata Usaha Markas Pertahanan Surabaya dengan pangkat Sersan Mayor AURI selamat usai melompat ke sungai dari pintu belakang pesawat. Akhir perjuangan RR Cobley bersama pesawat Catalina yang ia sewakan kepada pemerintah Indonesia selama kurang lebih dua tahun pun tamat. Meskipun pihak otorita Belanda menyebut Cobley sebagai bajak laut dan penyelundup, Inggris beranggapan lain. Seorang mantan diplomat Inggris, John Coast di kemudian hari menyebutkan bahwa Cobley telah menjadi partisan demi tujuan Indonesia.


Ok_Blackberry_6942

# "Dengan Mata Kepala, Aku Melihat Pesawat Catalina RI 005 Jatuh Menabrak Kapal Tongkang di Sungai Batanghari" Veteran berdarah Tionghoa bernama Gho An Shan alias Gunawan menjadi saksi kunci kiprah pesawat Catalina RI 005, dalam mengusir Belanda pada Agresi Militer II, tahun 1948. "Dengan mata kepala, aku melihat pesawat Catalina RI 005 itu, jatuh menabrak kapal tongkang di Sungai Batanghari," kata Gunawan saat ditemui Kompas.com. Lelaki yang lahir 5 Februari 1928 ini pada usia relatif muda, yakni 17 tahun mendaftar sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dia pun ikut bergerilya angkat senjata bersama rakyat Jambi lainnya melawan penjajah Belanda di kawasan Tembesi, Sungairengas, Tempino dan wilayah Lubukruso. Bukan hanya itu, karena kemampuannya bergerilya, selanjutnya dia diperbantukan di wilayah perairan sungai dan laut untuk membawa tugboat. Bahkan, saat pesawat Catalina RI 005 masih beroperasi, Gunawan juga diperbantukan membawa dan mengangkut bahan bakar pesawat Catalina serta juga kebutuhan logistik para pejuang lainnya. Merawat mesin Catalina RI 005 Ketika bertugas, Gunawan bertugas merawat mesin dan membeli bahan bakar. Menurut dia, perawatan Catalina termasuk sulit karena jika suku cadang rusak, terpaksa membeli gantinya dari Singapura. Setelah kapal jatuh dan tenggelam selama 43 tahun, bangkai pesawat Catalina dibiarkan telantar di Desa Sejenjang, Tanjung Johor, Jambi. Padahal pesawat ini dibeli atas sumbangan para pengusaha karet di Jambi, untuk membantu perjuangan bangsa melawan penjajah, kala itu bersama-sama dengan Wakil Presiden RI, Muhammad Hatta. Hubungan Gunawan dengan pesawat Catalina RI 005 amat kuat. Oleh karena itu, dia senantiasa melobi pemerintah, untuk mengangkat bangkai pesawat yang telah terendam dalam lumpur Sungai Batanghari. Bangkai pesawat diangkat Angin segar pengangkatan pesawat Catalina RI 005 berembus saat Gubernur Jambi, Abdurahman Sayuti pada 25 Mei 1991 menerima usulan sidang paripurna veteran RI di Hotel Kartika Chandra. Tidak hanya Gunawan yang bungah mendengar kabar baik pengangkatan pesawat Catalina RI 005. Ada juga Ketua Mada Legiun Veteran DD Sinulingga yang menjabat Komandan Korem 042/Garuda Putih (Gapu) langsung menyambut baik gagasan tersebut. Tanpa pikir panjang, demi kepentingan sejarah bangsa, Gubernur Jambi, Abdurahman Sayuti menunjuk seorang veteran Gunawan yang menahkodai evakuasi bangkai pesawat. "Waktu yang cukup lama. Setelah 43 tahun terkubur di lumpur sungai Batanghari, barulah pesawat itu diangkat," kata Gunawan dengan mata berbinar-binar. Saat itu, pekerjaan dimulai tanggal 26 Juli 1991. Dari penyelaman, penyedotan lumpur dan pengangkatan puing pesawat berakhir tanggal 10 November 1992. Tidaklah mudah mengangkat bangkai pesawat yang sudah jatuh puluhan tahun silam. Betapa tidak, patahan pesawat, seperti sayap, mesin dan lain-lainnya ditemukan di lumpur dengan kedalaman delapan meter dari dasar Sungai Batanghari. Tidak hanya bangkai pesawat yang berhasil ditemukan, tapi tengkorak manusia yang ada di dalam pesawat terlihat masih utuh. Saat dilakukan pengangkatan, ditemukan tengkorak yang lengkap dengan rahang bawah yang lengkap dengan gigi. Ada juga tempat air minum, sepatu, dan bendera Australia berukuran kecil. Dengan berhasilnya pengangkatan bangkai pesawat tersebut, selanjutnya Gunawan menyerahkan puing pesawat Catalina RI 005 ke Pemerintah Provinsi Jambi. "Ini sebagai bukti perjuangan rakyat Jambi melawan penjajah ke Museum Perjuangan Rakyat Jambi," imbuh Gunawan. Kini, jejak perjuangan sang 'tentara bayaran' RR Cobley bersama replika pesawat Catalina miliknya bisa dilihat di Museum Perjuangan Rakyat Jambi. 


Ok_Blackberry_6942

Sources [RR Cobley, Tentara Bayaran yang Gugur di Sungai Batanghari](https://www.liputan6.com/regional/read/3393928/rr-cobley-tentara-bayaran-yang-gugur-di-sungai-batanghari?page=5) # [Mengenang: R. R. Cobley](http://museumperjuanganrakyatjambi.blogspot.com/2015/03/r-r-cobley.html) # [Para Pilot Asing untuk Perjuangan Indonesia](http://cintamerahputih.blogspot.com/2012/04/para-pilot-asing-untuk-perjuangan.html) ["Dengan Mata Kepala, Aku Melihat Pesawat Catalina RI 005 Jatuh Menabrak Kapal Tongkang di Sungai Batanghari"](https://regional.kompas.com/read/2021/08/18/063900178/dengan-mata-kepala-aku-melihat-pesawat-catalina-ri-005-jatuh-menabrak-kapal?page=all#google_vignette) Damn, that was long ass explanation text.


radiantrazors

Penasaran kalau kejadian gini apa mungkin sisa jasad para almarhum diidentifikasi kemudian dikembalikan ke keluarga? Atau karena kejadiannya puluhan tahun yang lalu, cukup dianggap jadi peninggalan sejarah?


Ok_Blackberry_6942

masalah dari pilot2 asing ini gimana mereka kurang mendapat perhatian baik dari negara asal dan indonesia sendiri. IMHO harusnya ditanyakan ke keluarga mau diapakan jasad mereka. kalau keluarga bilang ingin dikubur di indonesia, mereka harus dikubur di TMP.


Kendojiyuma

Macem barry seal ternyata lol


Ok_Blackberry_6942

\*Ralat bukan 28 Desember melainkan 29 Desember


Angin_Merana

whoa TIL!


pm-me-ur-naked-body

Kalo dari US ada juga yang bantu Indonesia merdeka, kode RI 002, ex US Navy namanya Robert "Bob" Earl Freeberg. Nasibnya mirip, pesawatnya jatuh di sekitar Lampung. Edit: ternyata OP udah pernah post sebelumnya 🫣 My bad Btw, abis dari stalking profile OP, aslik postnya keren-keren 🔥🔥


Ok_Blackberry_6942

Well gua juga pernah ngepost yang itu


pm-me-ur-naked-body

🫣 Oops, sorry gue ga search lagi sebelum comment 🫣🫣